DKI Jakarta, kota yang merupakan ibukota Indonesia. Banyak terdapat Gedung-gedung yang menjulang tinggi, mobil-mobil, sampai kesesakan di jalan sangat sering ditemui di beberapa tempat di Jakarta. Biarpun seperti itu, tetapi kota ini merupakan sumber mimpi dari seluruh masyarakat di Indonesia. Hampir semua orang dari berbagai daerah menginginkan untuk datang ke Jakarta dan mempunyai status ekonomi yang lebih baik. Mereka semua datang ke Jakarta tanpa bekal yang cukup, bahkan tanpa kemampuan apapun. Padahal, Jakarta tidak menjanjikan kemajuan ekonomi bagi yang mendatanginya. Tetapi, tetap saja semua orang datang ke Jakarta dan rela bekerja menjadi apa saja seperti: tukang sapu, pemulung, pengemis, sampai PSK pun, semua pekerjaan dikerjakan hanya untuk bertahan hidup di Jakarta.
Jumlah pendatang yang ke Jakarta terlalu banyak membuat banyak permasalahan di Jakarta. Terlalu banyak pengemis, pemulung, dll di jalan-jalan ibukota. Terlalu banyak warga yang mempunyai atau mendirikan rumah di sekitar bantaran kali yang mengakibatkan bantaran kali menjadi kumuh dan menyempit. Dan juga terlalu banyak orang yang menjadi copet, waria, sampai pelacur. Pengemis-pengemis yang berada di perempatan jalan selalu ada di daerah Jakarta. Banyak anak-anak yang membawa alat musik di tangannya, ibu-ibu yang membawa bayi dan mangkuk plastik serta bermuka memelas, juga bapak-bapak yang mempunyai luka menjijikkan di kakinya, semuanya adalah pengemis. Ya, pengemis yang mengharap belas kasihan orang yang menaiki mobil. Banyak orang yang memberi mereka uang, tetapi banyak juga yang tidak. Alasannya, mulai dari "tidak ada uang receh", sampai jijik melihat si pengemis yang mempunyai luka menganga yang dikerubungi lalat-lalat besar. Tetapi belum tentu itu luka yang sebenarnya, bisa jadi luka bikinan.
Hal yang paling diperhatikan oleh Pemda DKI adalah rumah-rumah non permanen yang ada di sepanjang pinggiran kali. Biasanya rumah-rumah ini disebut rumah kardus, karena terbuat dari kardus dan tripleks yang ditempel-tempel. Padahal biasanya kali yang mereka pakai untuk mencuci sampai buang air adalah kali milik PAM (Perusahaan Air Minum), yang dibuat untuk aliran air minum. Hal seperti ini sangat dirisaukan oleh masyarakat sehingga di jalan menjadi tidak aman. Masalah-masalah yang tersebut hanya sekedar contoh kecil dari masalah sosial yang ada di Jakarta. Hal-hal ini sangat merisaukan masyarakat, biarpun ada juga yang menyukainya. Sebaiknya polisi lebih memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang ada dan bersikap hati-hati di jalan-jalan ibukota Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar